Menebus Impian

Monday, 28 January 2013

Kids Nowadays...!



Beberapa hari yang lalu, saya mengupdate status facebook saya. Isinya kayak gini:
‘Anak saya yang bungsu, umur 2 tahun. Hobinya nonton sinetron “Putri Bidadari”.
Anak saya yang sulung, umur 5 tahun. Hobinya nonton sinetron “Kutunggu Kau Di Pasar Minggu”
Saya, umur 27 tahun, hobinya nonton ‘Saint Seiya*”.

Kedengarannya lucu, tapi sebenarnya agak memiriskan hati juga. Masih umur 5 tahun tontonannya malah sinetron dewasa yang temanya gak pernah lari dari pertentangan antara cinta dan harta, penindasan si kaya terhadap miskin, atau remaja-remaja  necis yang hobi pamer kekayaan. Hanya sedikit stasiun tv yang menyiarkan acara anak-anak yang memang pantas untuk ditonton oleh anak-anak. Untuk yang berlangganan tv kabel memang ada beragam pilihan tontonan, tapi buat yang enggak? Buat mereka yang hanya bisa nonton siaran lokal, tidak ada pilihan lain selain nonton sinetron striping. Saya ingat sekali tontonan-tontonan saya waktu kecil; Si Komo, Unyil, atau produk-produk impor kayak Doraemon, Saint Seiya, Ksatria Baja Hitam. Siaran-siaran ini, walaupun ceritanya sederhana namun punya nilai moral yang jauh lebih tinggi ketimbang sinetron.

Bukan hanya soal tontonan, tapi soal musik juga. Perasaan saya aja, atau sekarang memang sudah gak ada lagi penyanyi cilik? Dulu saya kecil nyanyinya, “abang tukang bakso, mari-mari sini, saya mau beli..”; anak-anak sekarang? “namaku cinta, ketika kita bersama...dst.” Apa gak kepagian anak-anak umur 5 tahunan nyanyi soal cinta? Dimana lagu tentang penggembala sapi, naik delman, tukang bakso, nyamuk nakal, lumba-lumba, heli?

Yah.. mudah-mudahan industri film dan musik negeri ini bisa mulai memperhatikan generasi kecil indonesia. Untuk saat ini, pintar-pintar orang tuanya ajalah menyaring apa yang anak-anak mereka dengar dan lihat.

No comments:

Post a Comment